MSCBanten.com - Rumah bukan sekadar untuk tempat berteduh atau beristirahat bagi pemiliknya. Dari rumah juga rencana-rencana masa depan yang lebih baik untuk seluruh anggota keluarga.Karena itu Asosiasi Pengembang dan Pemasar Rumah Nasional (Asprumnas) terus menyediakan perumahan yang layak huni dan terjangkau oleh masyarakat. Produk perumahan Asprumnas itu dapat dijumpai hampir di seluruh provinsi di Indonesia.Organisasi profesi para pengembang dan pemasar properti nasional ini bertekad menjadi pilar pembangunan dalam peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia yang diawali dengan penyediaan perumahan.Ketua Umum Asprumnas M. Syawali Pratna mengatakan, hadirnya Asprumnas ingin meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk mencapai itu salah satunya maka mereka harus memiliki rumah layak huni. "Dengan rumah yang layak huni setidaknya penghuninya nyaman dan kehidupan bisa lebih stabil serta anak-anak belajar tenang," katanya ketika dihubungi via telepon, Kamis 11 Juli 2024.Lebih jauh Syawali menegaskan, bahwa dari sebuah rumah yang layak huni itu akan melahirkan bibit-bibit manusia unggul Indonesia. Mereka bisa menjadi orang-orang yang bermanfaat bahkan menjadi pemimpin untuk bangsa ini.Karena itu Asprumnas terus mendorong anggotanya agar lebih produktif untuk berperan dalam penyediaan perumahan untuk rakyat yang layak huni dan harga terjangkau. Selain sebagai bisnis dan usaha, ini juga adalah kontribusi Asprumnas pada kehidupan masyarakat agar sejahtera.Dan saat ini produk perumahan yang diluncurkan Asprumnas yakni perumahan mulai konsep standar hingga rumah tahan gempa. Untuk rumah tahan gempa dibangun di wilayah Indonesia yang rawan gempa.Asprumnas Pacu Pertumbuhan EkonomiHadirnya Asprumnas lewat pembangunan perumahan di sebuah wilayah akan mampu memacu pertumbuhan ekonomi sekitar. Kendati proses pertumbuhan alami dan normatif namun ada peningkatkan value dan ekonomi di wilayah yang dibangun Asprumnas itu.Kepengurusan Asprumnas sudah terbentuk di 28 provinsi dan tersebar 40 kota/kabupaten di Indonesia. Adanya produk-produk perumahan dari Asprumnas di setiap wilayah itu secara langsung akan berdampak pada peningkatan ekonomi sekitar.Kebijakan Pemerintah Jangan Tumpang Tindih dalam Program Penyediaan Perumahan RakyatAsprumnas melihat masih banyak kendala atau hambatan dalam menjalankan program-program perumahan untuk rakyat. Kendala itu mulai soal perizinan, legalitas hingga lainnya.Selain itu adanya saling klaim wilayah oleh pemilik real estate tertentu yang berskala besar. Kemudian pula adanya ploating-ploatingan lahan dari "atas" atas lahan potensial untuk pembangunan perumahan rakyat. "Jadi ini tujuannya apa. Gak bisa tercapai target 1 juta rumah. Kita harus duduk bareng menyelesaikan permasalahan ini," tandasnya.Syawali mengharapkan perlu komunikasi dan koordinasi ke pemerintah pusat oleh Pemerintah Daerah bersama BPN setempat untuk permasalahan peraturan ini. Diperlukan kolaborasi dan sinergitas supaya kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tidak tumpang tindih.Rumahku Surgaku Agar Diadopsi Programnya Karena Berhasil Sediakan 1.000 Rumah untuk RakyatBanyak pengembang yang gagal dalam melaksanakan usahanya, dan bahkan harus tutup. Menurut Syawali hal itu suatu yang mungkin saja terjadi. Penyebab kegagalan bisa oleh individu atau managementnya.Namun jika kita jujur faktor yang makin marak saat ini penyebab kegagalan para pengembang itu karena turunnya status finance masyarakat. Hampir semua segment masyarakat sudah dijejali pinjaman konsumtif.Hingga rasio kelayakan mereka menerima KPR jadi tidak lagi masuk. Kondisi masyarakat yang dianggap layak bank ini makin sempit. Maka hadirnya program Rumahku Surgaku yang menjadi mitra Asprumnas harusnya bisa diberikan apresiasi.Program ini menjembatani masyarakat yang tidak masuk katagori perbankan tetap bisa menyicil rumah impiannya.Sementara pemberitaan miring tentang properti selalu dikaitkan dengan properti syariah. Isunya terus diframing bahwa properti syariah itu negatif. Padahal pengembang konvensional juga banyak yang gagal dalam tugasnya.Menurut Syawali, syariah itu identik dengan Islam. Dalam ekonomi Islam itu bagus karena bila mencicil tidak boleh ada bunga dan riba. "Karena itu Rumahku Surgaku itu konsepnya bagus dan perlu diadopsi programnya oleh pengembang lain," ujarnya.Syawali mengetahui lewat Rumahku Surgaku banyak warga bisa memiliki rumah layak huni. Untuk memiliki rumah mereka tak perlu status sebagai karyawan tetap dan tak harus ada slip gaji. Jadi warga yang ingin memiliki rumah benar-benar dibantu oleh Rumahku Surgaku. Jika saat ini ada beberapa kegagalan, pastinya ada langkah-langkah solusi.Karena telah dibantu, tegas Syawali, maka warga atau konsumen itu harus disiplin dalam pencicilan rumahnya. Sebab pengembang skema syariah ini dalam aktivitas pembangunannya tanpa bank tetapi mengandalkan modal lain yang tanpa riba atau sumber cicilan para konsumen yang dibangunkan rumahnya.Pemerintah Agar Serius Bantu Sektor PropertiKesenjangan kepemilikan rumah masih tinggi di Indonesia. Terutama bagi masyarakat kecil. Asprumnas mengharapkan pemerintah pusat, para pengembang baik syariah atau konvensional memberi kemudahan untuk masyarakat Indonesia memiliki rumah.Menjalani dan menikmati kehidupan yang layak dan bahagia itu merupakan hak semua warga negara Indonesia.Ini yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28 H ayat (1), menyebutkan bahwa setiap warga Negara memiliki hak untuk dapat hidup sejahtera, lahir dan batin, bertempat tinggal, serta mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat."Sebab itu punya rumah itu hak warga agar hidup layak dan nyaman walau awalnya harus mencicil tapi akhirnya punya rumah," paparanya.Ia mengungkapkan dengan memiliki rumah maka kualitas hidup penghuninya meningkat. Diawali dari rumah itu kehidupannya mulai ditata, bisa belajar dan membesarkan anak-anaknya tumbuh dengan baik. Sehingga kelak anak-anak mereka itu menjadi anak yang sehat, cerdas bahkan bisa menjadi pemimpin bangsa ini.Demi terwujudnya kebutuhan rumah untuk rakyat, Asprumnas mengimbau agar para asosiasi pengembang konvensional bisa mencontoh pengembang dengan skema syariah seperti Rumahku Surgaku. Itu karena dengan sistem tersebut masyarakat cepat memiliki rumah.*